Kamis, 26 Januari 2012

HUJUNGGALUH = SURABAYA


Menepati janji saya sebelumnya, saya akan memberikan sedikit informasi tentang kota pahlawan yang saya cintai ini. Semoga bermanfaat. (sepurane cak/ning, postinganku sing iki nggae bahasa Indonesia, padahal sing lawas nggae boso jowo)
kota Surabaya sering juga disebut sebagai salah satu pemukiman yang telah berumur di Indonesia.  Cikal bakal Surabaya adalah satu pemukiman pantai yang sebenarnya adalah perkampungan di atas air yang terletak di muara sungai kalimas yang mulanya bernama Hujunggaluh. Dan nama Surabaya sendiri di ambil dari suatu desa di wilayah hujunggaluh tersebut. Dan kenapa ya nama hujunggaluh tidak dipakai dan diganti dengan nama Surabaya? (kalau ada yang tahu, tolong berikan komentar/jawabannya dong J). perubahan nama tersebut diperkirakan terjadi sejak abad ke-14.
Mungkin anda sendiri juga tidak tahu kalau dulunya kampung-kampung  Surabaya itu berdiri di atas permukan air. Namun karena proses tektonik yang mengangkat permukaan tanah 5-8cm per abad, dan juga proses pengendapan yang memajukan garis pantai sampai 7,5cm per tahun, Surabaya pun menjadi kampung daratan. Bayangkan saja kalau sampai saat ini Surabaya masih seperti itu, wah pasti keren kan? Banyak rumah rumah diatas air yang berdiri dengan tiang tiang. Mungkin mirip dengan perkampungan di daerah Kalimantan sana ya? Kemana mana naik perahu, kasihan banget kalau yang punya alergi sama air. haha
Pola kehidupan masyarakat asli hujunggaluh adalah berburu dan memancing karena sebagian besar daerahnya adalah air. Seiring perkembangan zaman, pola kehidupan ini berubah menjadi perdagangan dan perindustrian. Nah sejak saat itulah para pendatang mulai masuk.
Mengingat letaknya di pantai pulau jawa dan bermuara di salah satu anak sungai brantas, hujunggaluh pun menjadi tempat persinggahan perahu-perahu dagang. Tak heran kalau hujunggaluh menjadi tempat yang strategis yang menghubungkan beberapa kepentingan antar kerajaan di pulau nusantara.
Evolusi menjadi kota besar mulai terjadi, setelah dilakukan pemetaan wilayah oleh Muller pada tahun 1746, atas perintah Van Imhoff, gubernur jendral Belanda untuk wilayah Hindia Belanda (nama Indonesai dulu) yang mendarat di Surabaya pada tanggal 11 April 1746. Evolusi terus berlanjut terutama pada saat hujunggaluh diproyeksikan sebagai kota benteng. Pada awal abad ke-20 pemerintah belanda meresmikan sebuah system pemerintahan kota, yakni GEMEENTE Soerabaia. (system pemerintahan seperti apa itu ya?  Namae keren cak/ning). Surabaya bekembang dan dikontruksikan secara terencana dan teratur sebagai sebuah kota, lengkap dengan infrastruktur yang dibutuhkan sebuah kota modern, kota pelabuhan dan kota dagang.
Pada masa kemerdekaan, Surabaya tumbuh menjdai kota metropolitan dengan priyoritas menjadi kota indamardi  (industi, perdagangan, maritime dan pendidikan). Beberapa tahun kemudian, Surabaya berkembang lagi menjadi  indamardi garpar (garpar=garnisun dan pariwisata). Guna menjawab tantangan di masa depan, Surabaya pun direposisikan dan direstrukturisasi menjadi kota budi pamarinda (budaya, pendidikan, pariwisata, maritime, industry, dan perdagangan).
 Sampai saat ini Surabaya sudah menjadi kota yang modern, tertata, bagus, dan tentunya banyak tempat pariwisata yang diminati oleh wisatawan dalam maupun manca Negara. Dan kita sebagai warga yang memiliki akal, moral, aturan, mengerti tentang norma, dan pastinya bisa membaca peraturan yang ada, kita harus menjaga Surabaya ini agar menjadi lebih bagus lagi. Cotohnya saja dengan membudayakan hidup bersih, buang sampah pada tempatnya. (karena saat ini sampah masih menjadi perusak keindahan). Apakah anda mau dianggap sebagai sampah yang tak berguna jika tidak bisa menjaga kotanya sendiri?

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More