SMA adalah sebuahsingkatan untuk sekolah menengah atas.
Haha, anak SD juga sudah tahu tuh.
Alkisah saya dulu berasal dari SMP yang tidak begitu
terkenal, SMPN 23 Surabaya. Lulus dari SMP saya mendaftar di SMAN 16, SMAN 17,
dan SMAN 20. Sayangnya di pilihan pertama saya langsung dikirim ke pilihan
ke-2. Biasa, orang hebat. Hehe. Di pilihan ke-2 ini saya bertahan hingga hari
terakhir babak penyisihan namun sayang danem saya kurang 0,1. Karena kurang 0,1
itu saya ditransfer lagi ke pilihan yang ke-3.
Kecewa sih iya, tapi ya ambil posotivnya aja deh. Mungkin di
SMA ini saya bisa lebih berprestasi. Dan Alhamdulillah jadi kenyataan. Disetiap
tahun saya mendapatkan brestasi dalam bidang akademis dan lumayan lah, bangga
sedikit. Hehe. Cukup!
Di tahun pertama, saya memasuki kelas X-6. Itu bukan kelas
paling akhir loh. Malahan kelas yang paling akhirlah yang paling bagus
levelnya. Katanya sih gitu, tapi engga juga sih. Kata bapak dan Ibu guru, kelas
X-6ku ini lebih baik dari kelas X-7. tapi sayang tidak lebih baik dari kelas
X-8 dan kelas X-9. Ah biar deh yang penting kami disini kompak.
Anak anak sih kadang menyebutnya SENAM (sepuluh enam) atau
AXEM (Arek X-6) atau apalah terserah (alay). Yang penting artinya tetap X-6. Di
sini juga kelas yang memiliki beberapa artis, mulai dari Angga Pratama Putra
yang biasanya disebut Ojan, galih priambudi yang ada menyebutnya Sule (padahal
sih ga mirip, hehe), Danu Lampat Bramantyo yang dipanggil Makmur yang di awas
ada sule, Joko Afif Ma’ruf yang sebenarnya mirip sama Daus mini, Ari Zainal
Fanani sebagai Ki Daus, sampai Irwan Dwi rendragraha sebagai Jin Mizone (karena
dulu selalu membawa botol minuman tersebut) hahahaaa, eh dia ketua kelas lho.
Sorry Wan.
Dari arek-arek X-6 inilah kami memulai persahabatan di
sekolah ini. Namun sayang ada beberapa anggota kami yang keluar dan pindah ke
sekolah lain. Daiantaranya ialah (haduh, kaya soal ujian aja): Vocky (katanya
sih pindah ke Malang) dia pindah dengan membawa komik deathnote volume 2 dari
perpus (kalo ga salah) dan buku tugas sosiologi saya, Putri yang pindah karena
ada sesuatu dibalik sesuatu, dan yang pakai kerudung kalo ga salah Fidy pindah
ke SMA 14 Surabaya. Tapi gapapalaah ikhlaskan saja, semoga amal ibadahnya
diterima disisiNya, amin. (lho?, hehe bercanda).
Kelas kami juga sering menang jika tanding futsal sama kelas
– kelas lain. Pernah kalah ga sih? Sampai lupa. Yang penting kami lebih sering
menang deh. Pemainnya ada Hasan Azhari Parry (wenak dewe), M. Yasin Basir
(cilik, kesit, dan nggapleki), Ari Zainal Fanani ( PPG, Pemain Paling
Guwanteng), Bagus Pribadi (pemain serbaguna, bisa keeper bisa juga maju),
Singgih Priambudi (besar, tinggi, tendangannya “boom”), Galih Pmbudi Rizki
(pemain karate), Ilham Ivandryanto (Kolongers, hehe), Angga Pratama (keeper),
Irwan (gawe rame-ramean, haha pis wan). Dengan pemain – pemain tersebut kita
pernah mendapat juara 3 di SMANDALUH CUP, satu-satunya kelas 10 yang
mendapatkan juara pada angkatan kami dan berhasil mengalahkan kelas 11.
Dari kelas X-6 ini juga kami memulai hobi jalan-jalan kami
dan yang paling jauh adalah sampai ke kabupaten Jombang, Jawa Timur. Berangkat
pagi dan pulang sampai di rumah sekitar jam 8 malam. Dari kecelakaan yang
diperankan oleh Bagoes Pribadi dan Melissa Budi yang dikarenakan “ndlereng” dan
menabrak bapak-bapak yang mau berbelok arah. Ahaha, suatu kecerobohan yang
menyenangkan. Ada juga yang muntah diperankan oleh Agustina Rachmadany karena
kelelahan mendaki bukit yang bisa dibilang cukup terjal. Sampai tindaan heroic
dari Ki Daus yang mencoba menggendong
agustina menaiki bukit yang meskipun Cuma beberapa langkah. Rasa sakit dan
lelah menurut saya sudah terbayar oleh kenangan indah yang telah kami ciptakan
ini. terimakasih teman.
Yang ikut pejalanan ini hanya beberapa orang, namun hal
tersebut sudah memberikan kebanggaan kepada kami yang ternyata dapat menjaga
satu sama lain. Seingat saya yang ikut hanya 10 orang, yaitu: Aditya Setiawan
(Bemper) berboncengan dengan Agustina Rachmadany, Angga Hermawan (Kopler)
dengan Ilham Ivandryanto, Ari Zanal Fanani dengan Ira Dwi Arini, Bagoes Pribadi
dengan Melissa Budi, Singgih Priambudi dengan Dewi.
Di sana kami berhenti dan istirahat di rumah saudaranya
Singgih, terimakasih atas tempatnya. Sekitar jam 1 kami berangkat ke suatu
tempat yang sebenarnya kami tidak tahu tempatnya. Ternyata tempatnya adalah
sebuah wisata alam yang masuknya cukup membayar parkir yang seingat saya
Rp4000,00. Seteah parkir kita turun bukit menuju sungai yang berarus deras
dengan batu batu besarnya serta airnya yang jerniiih sekali dan cukup dingin.
Ketika sampai di sungai, tidak menunggu lama lagi arek-arek
langsung saja masuk ke sungai tanpa ganti atau melepas pakaian karena memang
tidak membawa pakaian ganti. Angga Hermawan pun langsung berendam di jernihnya
iar sungai. Setelah beberapa menit dia terkaget. Jejeeeeng apa yang terjadi?
“HPku” dia berkata begitu. Ternyata dia berendam dengan celana jeans beserta
dompet dan HPnya. Hahaha, kami semua tertawa. Padahal itu adalah HP barunya.
Namun ternyata setelah tertawa saya juga terkaget, HPku juga terendam bersama
celana jeansku. Aaseeem, untung aja HP jelek. Haha
Pukul 3.30 kami kembali ke tempat parkir, namun di
tengah-tengah perjalanan naik saah satu teman kami merasa mual. Mungkin karena
masuk angin dan terlalu capai. Karena hal tersebut, dia agak menyerah dan
menyuruh kami semua untuk pergi duluan (mirip di film-film kartun). Tapi memang
benar, ada beberapa dari kami yang meninggalkan kami di bawah. Tinggal 4 orang
di bawah. Tenang, ada saya. Saya terus menyemangati agar dia terus mau berjalan
kembali ke parkiran. Dan itu pun berhasil. Sampainya di atas, Ina langsung
muntah. Dan sayang sekali dia tidak mau untuk ikut foto bersama diatas bukit.
Sayang juga ini foto tidak fullteam. Dan amat disayangkan saya menjadi tukang
fotonya. Kampreeet.
Dan inilah hasilnya:
Demikian penjelasan tentang masa emas kami di SMAN20
Surabaya ketika kami berada di kelas X-6.
Jangan sia-siakan waktumu, berbuatlah seperti yag anda suka
selagi hal tersebut positif, bawalah sahabat-sahabat anda kepada kesenangan
yang akan menjadi kenangan emas yang sayang untuk dilupakan.
Cerita tersebut berdasarkan kenyataan dan fakta, namun maaf
kalau ada yang tidak pas sedikit, maklum sudah lupa. Ki Daus Ki Daus. Hehe
1 komentar:
Wowo... sejak kapan aku dadi daus mini ?
Posting Komentar