Jumat, 09 Maret 2012

MONUMEN JALESVEVA JAYAMAHE

Monument jalesveva jayamahe atau monjaya ini terletak di dalam daerah basis TNI AL Koarmatim Ujung, ujung Surabaya sebelah barat Dermaga Madura dan dibangun untuk mengingatkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah seorang pelaut. Monument ini dirancang oleh pematung terkenal nyoman nuarta. Jalesveva jayamahe yang berarti “dilaut kita tetap jaya” menggambarkan seorang perwira menengah TNI AL berpakaian lengkap menatap kea rah laut.


Monument ini juga bisa digunakan untuk menara lampu pemandu atau mercusuar bagi kapal-kapal yang berlayar di sekitarnya. Patung ini memiliki tinggi 31meter dan berdiri di atas gedung setinggi 29meter. Pada dinding gedung terdapat diorama sejarah kepahlawanan pejuang bahari sejak zaman prarevolusi fisik hingga tahun 1990an.
Selain patung berukuran raksasa, di pelataran monjaya terdapat pula sebuah gong terbesar di dunia. Gong ini diberi nama kiai tentremyang dibuat menggunakan bahan logam kuningan yang dilapisi anti karat. Gong seberat 2,2ton memiliki ketebalan 6mm dan diameternya 5m. pembuatnya adalah pengrajin gamelan pimpinan sutarjo dari desa pelem lor, bantul, Yogyakarta.


Monument ini dibangun sejak 1990 dan diresmikan pada desember 1996, bertepatan dengan hari armada RI 5 desember 1996, oleh presiden soeharto, dengan biaya sebesar Rp27 miliar. Patung ini disebut-sebut sebagai patung tertinggi di dunia setelah liberty (85m) di mulut pelabuhan new York.
Patung sang colonel itu berangka baja dan berkulit tembaga. Mengingat lokasi ini termasuk wilayah pangkalan angkatan laut, jika hendak berkunjung secara berombongan, kita diharuskan mengajukan permohonan kepada dinas penerangan koarmatim, Jl.taruna 1 ujung, telp. 031 3292706, 3201194, 3201191. Mereka akan menyiapkan pemandu serta penjelasan kepada pengunjung tentang monument ini. Pengunjung juga disarankan berpakaian rapi, formal dan tidak lupa membawa tanda pengenal. Tanda pengenal ini akan ditukar dengan tanda pengenal tamu ketika kita berkunjung secara perorangan. Monument ini buka hari senin-jum’at pada jam kerja. Tidak ada kendaraan umum yang secara khusus menuju ke ujung dermaga ini. Untuk sampai ke lokasi ini, dari bundaran Barunawati jl.perak barat, beloklah ke kana kea rah jembatan Petekan. Tidak jauh dari jembatan kuno ini kita akan menemukan pintu gerbang markas komando armada RI kawasan timur. Di sinilah monjaya terletak. Dan jika anda menggunakan mobil, pelankan laju mobil anda dan bukalah jendela saat melewati pos penjagaan. Selain bisa menikmati monument ini, pengunjung juga bisa melihat-lihat dan masuk ke kapal perang yang sedang berlabu di dermaga.
*tata cara serta contoh surat permohonan kunjungan dapat anda akses melalui www.adikusrianto.wordpress.com



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More